Namun, ayuh kita telusuri pengertian Ukhuwah secara teliti ✨
๐๐ป Secara Etimologi (kebahasaan)
๐ Dari segi bahasa, kata ukhuwah berasal dari kata dasar akhun (ُุฎ َุง ).
๐ Kata akhun (ُุฎ َุง ) ini dapat bererti saudara kandung/seketurunan atau dapat juga bererti kawan.
๐ Bentuk jamaknya ada dua, iaitu ikhwat ( ٌุฉ َ๏ปฎْ๏บง ِุฅ ) untuk yang berarti saudara kandung dan ikhwan ( ٌู ุง َ๏ปฎْ๏บง ِุฅ ) untuk yang berarti kawan.
๐ Maka ukhuwah boleh diertikan sebagai “persaudaraan”.
๐ Sedangkan ukhuwah (ukhuwwah) yang biasa diartikan sebagai “persaudaraan”, terambil dari akar kata yang pada mulanya bererti memperhatikan.
๐ Makna asal kata ini memberi kesan bahwa persaudaraan mengharuskan adanya perhatian semua pihak yang bersaudara.
๐ Boleh jadi, perhatian itu pada mulanya lahir kerana adanya persamaan di antara pihak-pihak yang bersaudara, sehingga makna tersebut kemudian berkembang dan pada akhirnya ukhuwah diertikan sebagai setiap persamaan dan keserasian dengan pihak lain, baik persamaan keturunan, dari segi ibu bapa, atau keduanya mahupun dari segi persusuan secara majazi
๐ kata ukhuwah (persaudaraan) mencakup persamaan salah satu unsur seperti suku, agama, profesi dan perasaan.
๐ Dalam kamus-kamus bahasa Arab ditemukan bahwa kata akh yang membentuk kata ukhuwwah digunakan juga dengan anti teman akrab atau sahabat.2 (Rujukan:2 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1998), hlm. 486.)
๐๐ Ada tiga jenis ukhuwah, iaitu:-
๐น Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan umat Islam)
๐น Ukhuwah Wathaniyah (persaudaraan bangsa)
Dan,
๐น Ukhuwah Basyariyah (persaudaraan umat manusia).
๐ Ukhuwah basyariyah juga boleh disebut sebagai ukhuwah insaniyah.
1 Ukhuwah Islamiyyah ๐น
✨ Pada konsep ukhuwah islamiyah, seseorang merasa saling bersaudara satu sama lain karena sama-sama memeluk agama Islam.
✨ Umat Islam yang dimaksudkan bisa berada di belahan dunia mana pun.
2 Ukhuwah Wathaniyah ๐น
✨ Dalam konsep ukhuwah wathaniyah, seseorang merasa saling bersaudara satu sama lain kerana merupakan sebahagian dari bangsa yang satu, misalnya bangsa Melayu, Cina, India.
✨ Ukhuwah model ini tidak dibatasi oleh sekat-sekat primordial seperti agama, suku, jenis kelamin, dan sebagainya.
3⃣ Ukhuwah Basyariyah ๐น
✨ Adapun, dalam konsep ukhuwah basyariyah, seseorang merasa saling bersaudara satu sama lain kerana merupakan sebahagian dari umat manusia yang satu yang menyebar di berbagai penjuru dunia.
๐ Dalam konteks ini, semua umat manusia sama-sama merupakan makhluk ciptaan Tuhan.
๐ Hampir sama dengan ukhuwah wathaniyah, ukhuwah basyariyah juga tidak dibatasi oleh baju luar dan sekat-sekat primordial seperti agama, suku, ras, bahasa, jenis kelamin, dan sebagainya.
๐ Ukhuwah Basyariah: Level Tertinggi ๐
✨ Menurut pelbagai pendapat, ukhuwah basyariyah merupakan level ukhuwah yang tertinggi dan mengatasi dua ukhuwah lainnya: islamiyah dan wathaniyah.
✨ Ertinya, setelah menapaki ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathaniyah, sudah sepatutnya seseorang menggapai ukhuwah yang lebih tinggi, lebih mendalam, dan lebih mendasar, iaitu ukhuwah basyariyah.
๐น Dengan semangat ukhuwah basyariyah, seseorang melihat orang lain terutama sebagai sesama manusia, bukan apa agamanya, sukunya, bangsanya, golongannya, identitasnya, dan baju-baju luar lainnya.
๐น Kita mahu menolong seseorang yang memerlukan pertolongan bukan kerana dia seagama, sesuku, atau sebangsa dengan kita misalnya.
๐น Melainkan kerana memang dia seorang manusia yang berada dalam kesulitan dan sudah seharusnya kita tolong, apa pun agama dan sukunya.
๐น Dalam ukhuwah basyariyah, seseorang merasa menjadi sebahagian dari umat manusia yang satu; jika seorang manusia “dilukai”, maka lukalah seluruh umat manusia.
๐น Hal ini sesuai dengan pesan Al-Quran dalam surah Al-Mรข’idah [5] ayat 32, “Barang siapa membunuh seorang manusia tanpa alasan yang kuat, maka dia bagaikan telah membunuh seluruh umat manusia. Sebaliknya, barang siapa menolong seseorang, maka ia telah menolong seluruh manusia.”
๐น Betapa sangat indah, kuat, dan mendalamnya pesan yang disampaikan ayat Al-Quran di atas.
❓Kezaliman dan Ketidakadilan: Lawan Semua Agama ❓
๐ Apakah ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathaniyah—yang masih mempertimbangkan dan mementingkan identiti formal dan baju luar seseorang—lantas tidak diperlukan lagi?
๐ Tentu saja keduanya masih diperlukan. Tetapi, seseorang perlu berhati-hati, jangan sampai ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathaniyah yang diekspresikannya terjatuh pada apa yang diistilahkan sebagai “fanatisme” (juga “nasionalisme”) yang sempit.
๐ Jangan sampai seseorang mahu menolong dan mahu berkawan dengan orang lain hanya kerana faktor agamanya dan kebangsaannya belaka.
๐ Seseorang yang beragama Islam hanya mahu “bersentuhan” dengan seseorang yang beragama Islam juga.
๐ Atau lebih sempit lagi hanya mau “bersentuhan” dengan seseorang yang sealiran/semazhab dan segolongan belaka. Seseorang juga hanya mau “bersentuhan” dan bekerjasama dengan seseorang yang secara formal diidentifikasi sebagai bangsa Melayu, Cina, India atau bangsa dari keseluruhan Malaysia ☺
๐ป Ukhuwah wathaniyah yang sempit juga boleh tergolong pada apologi dan pembelaan seseorang yang menyalahi peraturan dan terkategori dalam bangsanya.
๐ป Padahal, kalau bangsa kita salah dan berbuat jahat (contohnya menzalimi dan menjajah negara lain), maka menjadi kewajiban dari warganyalah untuk mengkritik, memberitahu, dan meluruskannya.
๐ป Meskipun agama, mazhab, dan kebangsaannya sama dengan kita, jika seseorang berbuat salah dan zalim, harus kita kritik dan tunjukkan kesalahannya secara lugas, jujur, dan tegas.
๐ Dalam kes lain, kadang ada ukhuwah islamiyah yang difahami secara sempit yang lantas menggerakkan seseorang untuk menempatkan para pemeluk agama di luar Islam sebagai saingan, bahkan musuh yang layak diserang dan dibinasakan.
๐ Ukhuwah islamiyah yang seperti ini tentu saja kontra dari produktif kerana diekspresikan secara fanatik.
๐ Sebagaimana kita semak dalam lembaran sejarah umat manusia, fanatisme atas nama apa pun (misalnya atas nama “agama” dan ”ideologi” tertentu) boleh membahayakan kerana memunculkan kekerasan dan destruktifitasi.
๐ Yang terpenting dalam kehidupan seseorang bukanlah identiti formal seperti agama, suku, bangsa, dan seterusnya, melainkan apa yang dilakukannya.
๐ Hal yang dilakukan seseorang ini secara sederhana mungkin mampu diidentifikasi sebagai moraliti dan tindakan sosialnya.
๐ Seseorang (meskipun agama, keyakinan, suku, dan bangsanya sama dengan kita) sudah sepatutnya kita ingatkan, kita kritik, bahkan kita lawan jika apa yang diperbuatnya merugikan, menindas, dan menggerus hak orang lain.
๐ Dalam bahasa yang lain, apa yang merugikan, menindas hak orang lain itu boleh diistilahkan sebagai tindakan jahat dan kriminal.
๐ Lawan kita bukanlah orang yang beragama lain, melainkan orang yang bertindak zalim dan tidak adil, apa pun agamanya.
๐ Orang kafir, menurut cendekiawan Muslim dari internasional Asghar Ali Engineer, bukanlah orang yang tidak beragama Islam, melainkan orang yang melakukan kezaliman, diskriminasi, penindasan, ketidakadilan, korupsi, dan semacamnya, apa pun agamanya.
๐ Pesan Hadis Nabi
๐ก Dengan semangat ukhuwah basyariyah/insaniyah, marilah kita tebarkan semangat “bersaudara” antara sesama manusia untuk mewujudkan kehidupan yang semakin baik, indah, adil, dan maslahah.
๐ก Hadis Nabi yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim mengatakan,
“Tidaklah beriman seseorang dari kamu sehingga dia mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri.”
๐ก Kata “saudara” dalam hadis di atas bukanlah sekadar sesama Muslim, melainkan sesama umat manusia.
Wallahu taa’lam Bisshawab.
Jazakumullahu kheyral jaza' for reading ๐๐
Keep updated on telegram, blogger and instagram ☺
Telegram.me/bungafirdausiofficial
IG: Bungafirdausi (akhwat sahaja)
Blogger: Bunga-bungafirdausi.blogspot.com